My soulmate
Ketakdiranku mengenal seorang perempuan yang
umurnya lebih tua dariku setahun adalah kebahagiaan. Dia sebagai seorang
saudara dan kerab lebih dari seorang kakak kandung, dia juga bisa d sebut
sahabat, karena ia tampungan kesal gelisah dan bahagiaku. Meski terkadang ia
termasuk penyebab kehadiran perasaan-perasaan tersebut. Ia tak selalu ada saat
aq butuhkan, tapi aku selalu mencarinya untuk mendengar pengaduan segala bentuk
pengaduan, dari hal besar sampai yang begitu spele. Meski demikian besarnya
perannya terhadapku, namun Tuhanku tidak pernah tergeser posisinya sebagai
tempat pengaduan utama atas seluruh realita kehidupanku, tanpa terkecuali.
Begitu banyak
pelajaran dan pengalaman yang mengisi kebersamaan kami. Mungkin aku orang yang
beruntung mendapatkan sosok yang cocok beradaptasi dengan kepribadianku, namun
aku juga tentu memiliki kekurangan, yang kadang kekuranganku itu menjadi
tekanan untuk orang didekatku. Tp jujur aku tidak tahu banyak tentang itu.
Pernah aku membaca sebuah novel yang bagiku itu adalah suatu buku yang mampu
mempermainkan imajinasiku, dan jelas itu sangat menarik perhatianku. Dan aku
berusaha untuk menceritakan inti cerita novel tersebut, dan tidak lupa
merealisirkan dengan bahasaku yang mengekspresikan sebegitu takjubnya diriku
pada novel tersebut. Namun, apa ? dia hanya berkomentar dengan bahasa tubuh
yang mengartikan “ya..ya...ya...” kurang lebih begitu. Meskipun demikian, aku
terus saja menjadi diriku yang biasa, merengek jika tak di peduli, bawaannya
manja. Dibalik kekurangan sahabatku itu dalam merespon sinopsisku yang jelas
tidak enak di dengar itu, dia tetap mendengar dengan saksama. Dapat dikatakan
pendengar budiman. Dan itu yang membuatku untuk terus dan terus berbagi
dengannya, apa pun itu.
Kami sahabat yang aku
lebih suka mengatakannya ‘soulmate’. Kenapa ? karena aku akan mencarinya jika
ia menghilang. Meski aku pernah bertengkar dengannya karena masalah yang bisa
dikatakan kecil dan kemudian membesar—(dia merasa aku mulai tidak berbagi
dengannya karena aku memiliki pacar tanpa sepengetahuannya, dan itu pelajaran bagiku
untuk tidak mengulangi tindakan bodoh dengan cara diam-diam seperti itu) --
namun kami akan kembali seperti sedia kala, kami tetaplah sahabat dan sodara,
seperti Tom and Jerry, tak selalu akur, selalu saling mengganggu, tapi kami juga
seperti Nobita dan Doraemon yang saling membutuhkan. Sekian aku mengisi bacaan
hari ini. Dan harapanku, dia tetaplah menjadi yang terbaik dan teruslah kami
saling berbagi, amin. Teruntuk kakakku tersayang, cerdaslah dalam segala hal,
termasuk dalam menghadapi tingkah konyol dan manja diriku.:) hehe
July 09th, 2012
Sarah Zulkarnaini
Sarah Zulkarnaini