Hati
Hati ini bukan karang dilautan yang selalu dapat
tegar meski di hantam jutaan ombak setiap waktuya.Hati ini mungkin seperti
batu. Ia akan bertahan selama mampu menahan serangan serangan hujan yang tak
dapat di hentikan sesukanya. Namun ia akan menjadi lemah ketika permukaannya menjadi
rapuh dan akhirnya berlubang.
Hati ini akan tegar ketika menghadapi hambatan
dalam keadaan relex. Tapi ia akan lemah ketika menghadapi masalah dalam keadaan
lemah lahir batin pula. Hati yang sering kita fahamkan adalah hati yang
terletak pada immaterial. Hati ini adalah raja dari seluruh anggota tubuh kita.
Lakukan apa pun harus dari hati. Seperti halnya seorang bawahan, ia akan
melakukan tindakan atas izin atasan terlebih dahulu. Hati merupakan pusat dari
seluruh liku-liku kehidupan. Ia berperan penting di setiap tindakan manusia.
“hati-hati di jalan...”. kata-tersebut adalah kata yang tidak asing lagi bagi setiap orang bepergian. Hati-hati, mungkin akan lebih tepat kita tafsirkan dengan makna gunakan hati dalam setiap aspek, termasuk dalam perjalanan.
Jika hati mulai membiasakan mengundang hal-hal negatif, maka jiwa yang dasarnya suci itu akan ternoda dan terbiasa pula dengan penyakit-penyakit yang virusnya berbahaya itu. Jika hati ini berpenyakit, maka jiwa dan tubuhlah yang menerima dampak negatifnya. Ketika seseorang mulai mencoba berbohong (menodai hati), maka ia akan terbiasa dengan hal itu. Dampaknya, dia akan terjerat pada kebohongannya dan siapapun yang mengalami itu cepat atau lambat dia kan merasakan kegelisahan (melemahkan fisik dan mental di waktu mendatang). Dan dia tidak akan terlepas dari dosa dan kesulitan hidup atas penyakit hatinya itu.
Langsa, 30 April 2012
Sarah
Zulkarnaini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar