:)

welcome.............

semoga bermanfaat...^^


_salam sukses selalu :)

[mahasiswi STAIN ZAWIYAH COT KALA LANGSA]

Jumat, 27 Juni 2014

Sekilas Tentang Muhasabah dan Nasihat.

Alhamdulillah Tuhan masih memberi kesempatan kita berjumpa di sesi ini. Semoga kita semua selalu dalam lindunganNya. Amin

(Hmm, perkuliahan semester enam telah selesai, hanya tingga menunggu hasil. Apapun hasilnya, itulah yang terbaik J)

Disela-sela waktu ini, saya menyempatkan diri *berdua-duaan dengan notebook tercinta. Maklum belakangan ini kami jarang berkomunikasi karena kesibukan saya. Hehe.
Oke, basa-basi telah basi. Sekarang saya ingin berbagi sedikit beberapa hal yang telah membayangi pikiran saya, kalau tidak saya tuliskan ini mungkin saya akan jatuh sakit (yaiyalah kalo jatuh ya sakit ).

Muhasabah

Muhasabah itu adalah mengevaluasi diri. Muhasabah penting dalam keidupan kita, seperti dikatakan pada hadits Rasul “Dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah saw., bahwa beliau berkata, ‘Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah swt. (HR. Imam Turmudzi, ia berkata, ‘Hadits ini adalah hadits hasan’).

Ada juga hadits yang berkaitan dengan pembahsan kita ini, yaitu

Rasulullah saw. bersabda:
Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau bersabda, ‘Tidak akan bergerak tapak kaki ibnu Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 5 perkara; umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya, kemana dipergunakannya, hartanya darimana ia memperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, dan ilmunya sejauh mana pengamalannya.’ (HR. Turmudzi).
Kedua hadits diatas menjabarkan pentingnya muhasabah. Dengan tujuan, setelah kita mengevaluasi diri, maka akan ada perubahan yang kita lakukan untuk diri kita. Karena sesungguhnya kitalah yang paling paham dengan diri kita, apa yang kita inginkan dan apa yang kita perbuat. Ingat, setiap kita memiliki hati nurani, yang mana hati nurani itu tahu yang baik dan buruk, dia akan aktif selama kita menggunakannya, namun jika kita mengikuti hawa nafsu terus terusan, ia akan vakum. Dan hati itu akan vakum jika kita tak melakukan muhasabah.

Sekiranya kita mengingat kembali kesalaham-kesalahan yang telah kita perbuat, kemudian kita telusuri mengapa kita bisa melakukan hal demikian, apa manfaatnya, tanyakan...tanyakan pada diri kita, maka disitulah hati akan bermain, ia akan membantu pikiran kita untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kita. Setelah terjawab maka tanyakan pertanyaan terakhir ini pada diri kita “akankah kita mengulanginya ?”. jawabannya ada pada masing-masing kita. Setelah itu lakukanlah target kecil-kecil untuk membiasakan diri melakukan hal lebih positif. Tak perlu banyak, yang penting dilakukan secara continue (mudah-mudahan betul tulisannya). Itulah hakikat muhasabah *versi saya.
Namun, sering kali si dunia berhasil menggoda kita yang masih amatir menghadapi kerasnya kehidupan dunia ini. Tak jadi masalah, ingat, semuanya dalam kehidupan ini adalah ‘belajar’, maka ketika kita terjatuh, itulah saatnya kita belajar untuk berdiri. Saat kita melakukan kesalahan yang sama, disitulah kita belajar untuk lebih memperbaiki, caranya ? muhasabah lagi. Itulah yang perlu kita lakukan. Lakukan, dan lakukan.
Dan pada hadits yang kedua ada pertanyaan yang menjadi acuan ketika kita muhasabah. Untuk hal kecil, tanyakan pada diri kita masing-masing, selagi kita masih berstatus anak muda, apa yang sudah kita lakukan untuk diri kita, keluarga, masyarakat, bangsa dan agama ? apa ? berapa banyak fasilitas yang telah kita pergunakan, dan mana fasilitas dari kita yang bisa digunakan orang lain ? sejarah apa yang telah kita ukir untuk zaman kita ? pengorbanan apa yang telah kita lakukan ? melakukan itu masa tua ? yakinkah kita masih sanggup melakukannya ketika tua ? mana peran kita ?
Tanyakan..tanyakan sebanyak banyaknya, sampai kita kehabisan kata-kata untuk bertanya pada diri kita *lagi lagi ini versi saya.
Saya teringat salah seorang pemeroleh Indonesia Awards 2010, ia berhasil mendirikan sekolah padahal ia adalah seorang siswa lulus paket C, *lupa namanya, ia mengatakan “yang terpenting adalah niat”.
Ini pantas kita contoh dan kita kaitkan dengan muhasabah, setelah kita mengevaluasi diri, maka niatkanlah untuk kebaikan kedepan. Karena niat yang tulus dan keyakinan yang kuat, maka Tuhan akan membantu kita. In Syaa Allah. Yakinlah,, innallaha ma’ana.


Nasihatmu mungkin bukan untuk hari ini
Nasihatmu mungkin bukan untuk hari ini. :) saya biasa menuliskan sesuatu sesuai dengan yang saya alami, dan kali ini memang pengalaman saya yang sangat melekat dipikiran saya.
Sedikit saya bercerita ya.. saya harus menceritakan ini untuk menjadi contoh hehe..
Saya punya seorang teman baik yang sekarang sedang di Jepang, namanya Pocut. Ia adalah salah seorang teman saya ketika di MTsN. Ini adalah pengalaman waktu kami menjadi pengurus OSIS di MTsN, saya rasa si teman telah melupakan kejadian ini, tapi saya ingat betul. :) saya menjadi pengurus di seksi kesenian, dan Pocut adalah salah satu pengurus seksi sosial. Suatu hari ada percakapan ringan diantara kami, kurang lebih begini :
Saya : pocut, ngapain tu bawa-bawa kardus ? mau kemana ?
Pocut : mau kutip sumbangan. Ikut ?
Saya : gak ah, malu. Hehe
Pocut : lho, kok malu ? baca puisi gak malu ?
Saya : ??? ngggg. Enggak. Hehe
Pocut : buat kebaikan gak perlu malu. Ee, kutip sumbangan ni memang capek keliling-keliling, tapi tiap tetes keringat tu ada pahalanya.
Saya : haha..( -____-’’) *pikiran saya berputar-putar
Pocut : kami pigi dulu ya...
Saya : yoo *kembali dengan kesibukan sendiri
Haha, begitulah yang terjadi. Saat itu saya sempat berfikir juga tentang yang dikatakannya, namun saya tak terlalu perduli. Kenapa ? karena saya saat itu belum paham, saya tidak melakukan muhasabah. Yang terjadi hanya berlalu begitu saja. Yang saya tau hanya malu malu dan malu.
Lalu kapan saya sadar ? setelah saya coba mengevaluasi hal-hal yang telah terjadi.
Jadi jangan khawatir nasihat kita tak didengar orang lain, karena sebenarnya nasihat itu terekam dalam memori, namun mungkin saja belum berbaur dengan pikirannya.
Termasuk saya sendiri, mungkin kalian sering merasa saya tak mendengar nasihatnya, tapi percayalah, nasihat itu saya ingat :) dan sangat bermanfaat. Jangan marah ya..hehe. semuanya butuh proses. Tak ada yang instan.
Jadi, sebenarnya apapun yang kita lakukan itu tak selamanya berdampak langsung berefek dalam sekejap. Tidaaak. Lihat saja contoh saya dan teman saya. Itu percakapan ketika kami masih sekolah bersama, dan saya menyadari kalimatnya itu setelah kami tak lagi berjumpa karena terpisah oleh jarak. Bayangkan saja,, bertahun-tahun juga tuh. Tapi “tak ada yang sia-sia” *versi tira
Teruslah saling menasehati, mengingatkan, karena itu anjuran Rasul. Jangan bosan bosan untuk mengingatkan. :)


Sebenarnya masih ada dua poin lagi yang mengganggu pikiran saya, tapi berhubung mamak saya sudah manggil-manggil jadi sampai disini dulu ya.. nanti saya sambung lagi.
Semoga bermanfaat. Ambil yang baik, tinggalkan yang buruk !. :)
Lagi lagi dan lagiiii, saya harus katakan ini, “saya menulis ini bukan karena saya seorang penulis, tapi karena saya ‘ingin’ dan ‘mau’ menulis. Saya juga berdakwah bukan karena saya sudah baik, tapi justru karena saya tidak baik, dan saya berharap kalian semua yang baik-baik mau mendakwahkan saya yang tidak baik ini agar menjadi baik seperti kalian semua :)
Wallahua’lam bissawab..


2 komentar:

  1. hehe
    saya suka postingan anda.
    terima kasih.
    semoga sya tetap menjadi penggemar anda.

    #versi saya

    BalasHapus
  2. trimakasih yaa ;)

    hehe.. iaa :) sama2 belajar

    BalasHapus