:)

welcome.............

semoga bermanfaat...^^


_salam sukses selalu :)

[mahasiswi STAIN ZAWIYAH COT KALA LANGSA]

Jumat, 13 Juni 2014

Sekilas Tentang Riya' dan 'Ujub


Bismillahirrahmanirrahim..
Sudah lama saya tidak menulis untuk diposting di blog. Kali ini saya memaksakan diri untuk menunda tulisan lain dan beberapa tugas kuliah untuk menghiasi halaman blog saya. Salah satu alasan saya memposting adalah karena permintaan salah seorang rekan baik saya, tamagochi nama cantiknya, semoga ia tidak menyiksa saya setelah saya menyebut nama cantiknya disini.hehe.
Tulisan ini terinspirasi dari percakapan sekilas antara mama dan abi. begini ceritanya, hehe, mama yang meminta kekuatan seorang abi untuk mendidik kami sebagai anak anak yang soleh (hehe.amin kan saja :D) agar menjauhi sifat RIYA. Mama menyambung dengan beberapa pernyataan bahwasannya Ria itu merupakan penyakit hati yang menghilangkan sifat ikhlas pada diri seseorang. Mendengar itu, walaupun saya berlagak tak memperdulikan percakapan itu, tapi saya langsung membuat target baru dan berbisik dalam hati untuk belajar menjauhi dan sangat menjauhi sifat itu. Karena, sadar atau tidak terkadang penyakit hati itu tumbuh sendirinya tanpa permisi (gak sopan si penyakit hati tu ya..).
Setelah kejadian itu berlalu, saya langsung menghidupkan komputer (notebook), dan mulai menarikan jemari saya dengan lemah gemulai diatas keypad. Haha.
mari kita bongkar sedikit,

Riya’
ada sebuah hadits, Dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(Pertama) “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya: ‘Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab: ‘Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (hamba ini mengakui beramal karena RIYA’—edt).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka.
(Kedua) berikutnya orang adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’ Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca Al-Qur`an hanyalah karena engkau.’ Allah berkata : ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim dan engkau membaca Al-Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca Al-Qur’an). Memang begitulah yang dikatakan (hamba ini mengakui beramal karena riya’—edt).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.
(Ketiga) berikutnya adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : ‘Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Dia menjawab : ‘Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (hamba ini mengakui beramal karena riya’—edt).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka’.”
Diriwayatkan oleh: HR. Imam Muslim, Kitabul Imarah, bab Man Qaatala lir Riya’ was Sum’ahIstahaqqannar (VI/47) atau (III/1513-1514 no. 1905); HR. Imam An Nasa-i, Kitabul Jihad bab Man Qaatala liyuqala : Fulan Jari’; HR. Imam An-Nasa’i VI/23-24; HR. Imam Ahmad II/322; HR. Imam Al-Baihaqi, IX/168

Dari hadits diatas, dapat kita jabarkan bahwasannya yang mengawali pengisian neraka adalah orang yang memiliki penyakit hati RIYA’. Jadi mulai dari sekarang kita jauhi sifat itu dari dalam jiwa kita. Karena tentunya kita bukanlah orang-orang yang ingin menghiasi neraka.
Selain sifat riya’ ada beberapa penyakit hati lainnya yang harus kita tinggalkan. Diantaranya adalah :

‘Ujub
‘Ujub adalah sifat heran pada dirinya sendiri. Sifat ini dapat merusakkan jiwa dan keyakinan seseorang. Ketika sifat ujub itu mengakar ke dalam hati manusia mengakibatkan timbulnya kemurtadan dan syirik (syirik tersembunyi). Lagipula, seseorang yang menyimpan ujub di dalam hatinya tidak pernah peduli untuk memperbaiki diri. Bahkan ia menganggap dirinya sebagai seorang alim dan baik. 
Seseorang bersifat ujub cenderung bersikap riya (suka pamer) dan nifaq (munafik). Ujub juga mempengaruhi kebiasaannya untuk berbangga diri. Beberapa sifat buruk yang lainnya yang ada pada orang bersifat ujub adalah memandang rendah orang lain dan meremehkan mereka. Ujub lama kelamaan akan menjauhkannya dari sifat kemanusiaan dan membuatnya menjadi bengis, tidak berperasaan dan perusak.
Ngeriiiiiiii.. kalau ada dari kita yang menyadari sifat ini bersemedi dalam diri kita, cobalah belajar mengkritik diri kita sendiri, dan ingat bahwa semuanya bagian dari milik Tuhan, kita tak punya apa-apa. Sehingga tertanam dalam diri kita untuk meyakini bahwa kita ini tak ada apa-apanya, bahsa ngtrennya, "apalah kita nii".hehe. Saya tuliskan ini semata untuk dakwah dan senantiasa pembaca mau mengingatkan saya kala saya terlihat bersifat ini. Karena ‘ujub ini dapat merusak habluminallah dan  habluminannas lho. bahaya kan.

Ujub adalah membanggakan kehebatan diri dan kehebatan amal ibadahnya. Ujub adalah temannya riya'. Riya' adalah perbuatan yang memperlihatkan amal ibadah kepada orang lain (pamer) dengan maksud supaya memperoleh pujian, kedudukan, harta dan lain-lain. Sedangkan Sum'ah adalah menceritakan amal ibadahnya kepada orang lain dengan maksud untuk dipuji. Orang seperti ini biasanya menceritakan kekhusukan sholatnya, ketahanan puasanya, keaktifannya berzakat dan bersedekahnya. Semua amal ibadah yang dilakukannya bukan semata-mata ikhlas karena Allah, tetapi hanya sekedar mendapat pujian dari orang lain. (article orang, kehilangan sumber).

Dan akhirnya mata saya mulai sakit, jadi saya harus padai sampai disini. Hehe. Walaupun sebenarnya masih banyak yang harus saya tuntaskan. Saya menulis ini sekalian untuk belajar, teman. Dan semoga juga bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua.  Amin.
Wallahu a’lam bissawab.
Lagi-lagi saya ingin katakan bahwa “berbaik sangkalah pada Tuhan”-pesan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar