Dibalik Sebuah Keputusasaan
Aku akan berbagi pengalamanku yang pernah merasa terpuruk dengan
ketidak lulusan (bahasa tenarnya ‘galau’ hehe). Aku adalah salah satu cucu Adam
yang pernah kehilangan semangat dalam diri ini. Aku sekarang adalah
mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa, yang dulunya berstatus pelajar di salah
satu madrasah favorite, MTsN Model Banda Aceh 1, dan juga merupakan alumni
Madrasah Ulumul Qur’an Langsa.
Lulus dari Aliyah, aku bertekad melanjutkan study ke Universitas Daerah
Kutaraja, aku sudah merancang planingku kedepan dengan banyak target. Aku yakin
aku mampu menjalaninya dengan lancar. Aku bahkan memantapkan rencana untuk
testingku dengan mengikuti bimbingan belajar disalah satu bimbel ternama, BTA
Alumni (Lamprite,B.Aceh). sebulan penuh kujalani bimbingan dengan fokus. Dan
tiba pada hari yang menentukan, aku harus mengikuti testing SNMPTN. Hari itu
aku telah menyiapkan diri dan perlengkapan dengan matang, dan aku merasa telah
menjawabnya dengan maksimal. Pada hari test kedua, memang sedikit ada kekurangan,
aku harus meninggalkan beberapa soal karena benar-benar merasa kesulitan dalam
pelajaran itu. Namun keyakinan lulus itu tetap terlukis di hati. Ah..sebegitu
yakinnya diriku, sehingga ketika hari pengumuman aku dinyatakan tidak lulus,
kekecewaan itu pun menyelimutiku. Aku merasa aku adalah orang yang gagal ,
bodoh, dan mengecewakan. Aku tidak terima, karena selama waktu yang ada aku
pergunakan dengan sempurna untuk mempersiapkan testing. Ini diluar dugaan.
Sekali lagi aku katakan, aku kecewa. Kuhabiskan tenagaku untuk meratapinya, mungkin
terlihat berlebihan, tapi begitulah rasanya sulit menerima kenyataan karena
terlalu berharap.
Tapi ya aku bersyukur karena aku masih dikelilingi orang tua yang
luar biasa dan terus memberiku semangat serta motivasi. Mamaku menawarkan untuk
kuliah di kota tempat kami tinggal (Langsa). Yah..aku ikuti saja saran
orangtuaku, tetapi jujur tawaran itu hanya separuh hati, karena aku tidak
berminat. Malah aku bertekad berusaha dalam testing berikutnya, walaupun
kpeluang lulus lebih minim. Tapi aku tetap mencobanya.
Namun lagi-lagi aku dinyatakan tidak lulus (“try again” kalo di
games atau “maaf, anda belum beruntung. Coba lagi” byasanya di undian). Aku
semakin merasa kesuksesanku tidak berpihak padaku, karena targetku tidak akan
terenuhi.dan sedikit banyaknya aku terbalut rasa gengsi dengan teman-temanku
yang berhasil lulus.huh.
Hari-hariku tak secerah biasa, namun orangtuaku yang luar biasa, saudara
serta keluargaku yang super terus saja memberi masukan dan saran-saran. Aku pun
mengikuti testing SNMPTAIN dan memilih STAIN Cot Kala sebagai tujuan. Yeah, aku
dinyatakn lulus. Setidaknya itu berhasil menormalkan tekanan darah dan
tenagaku, karena aku lulus pada jurusan yang memang aku minati. Matematika (wow
:D).
Hari demi hari aku merasa kan sesuatu yang lebih indah dari
sebelumnya. Aku lebih banyak menghabiskan waktu bersama orangtuaku, sharing,
bercanda, berargumen, dan sering kali melakukan hal-hal yang menarik. Aku juga
lebih menikmati waktu-waktuku bersama adik-adikku, dan sepupuku. Itu adalah
kenikmatan yang belum tentu orang lain rasakan. Suatu ketika aku memikirkan ini, aku
merenungkannya. Aku menemukan hikmah dari semuanya dari yang aku lewati
sebelumnya. “Tidak semua orang menikmati/memiliki apa yang kamu
nikmati/miliki”, Kata-kata itu aku hadirkan untuk lebih mencintai diriku
sendiri. Agar aku yakin yang aku miliki sekarang adalah bagian dari anugrah
Tuhan untukku.
Seketika itu juga aku berfikir, aku tidak akan menikmati
kebersamaan bersama orang tua dan keluargaku disini seperti sekarang, jika aku menjadi
bagian dari sekian banyak peserta yang lulus testing yang sangat aku nikmati
itu.
Jadi percayalah, dibalik semua yang kamu alami, kamu akan menemukan
sesuatu yang lebih, yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Karena kamu
tentu memiliki kenikmatan hidup yang belum tentu orang lain juga merasakannya.
Tidak mungkin Tuhan merencakan hikmah yang buruk atas kamu yang mencoba
berfikir positif. Dan ingatlah satu hal, berbaik sangkalah pada Tuhan.
Karena Dia Maha Mengetahui.Mengetahui yang terbaik untuk kita.:)
Langsa,
20 Oktober 2012
Sarah
Zulkarnaini